Sabtu (29/08), Webinar Kewirausahaan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Diploma Teknik Telekomunikasi telah selesai dilaksanakan. Mengambil tema “Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Menjadi Kreatif, Inovatif dan Mandiri di Tengah Pandemi”, agar mahasiswa dapat terinspirasi untuk berwirausaha, terlebih perekonomian yang menurun di tengah pandemi ini. Bersama pemateri seorang Food Business Analysis & Foodpreneur, beliau adalah Bapak Ajie Wicaksono AT, S. Si.
Lulusan Biologi tidak membuatnya ragu untuk mengambil jalan yang berbeda, karena passion bisnis yang dimiliki membuatnya terjun di dunia wirausaha. Hingga sukses bertahan sampai sekarang pada bidang makanan Pisang Leleh sejak 2014 dan bidang fashion. Namun dimasa pandemi ini, hampir semua pelaku usaha mengalami penurunan omzet, termasuk bisnis yang digeluti Bapak Ajie. Keadaan sulitpun tetap membuatnya semangat, tidak menyerah dalam bisnis “Dalam bisnis jangan sampai menyerah walaupun ada kesulitan dan musibah, seperti omzet yang menurun akibat pandemi saat ini. Selalu lakukan evaluasi, inovasi, solusi, cari jalan lain dengan mengamati kebutuhan dan trend masyarakat” ujar Bapak Ajie Wicaksono AT, S. Si.
Dalam membangun bisnis, penting memiliki alasan berbisnis itu untuk apa. Karena membuat diri kita menjadi semangat, berinovasi, mau selalu belajar, apabila saat down selalu ingat alasan untuk membuat bisnis tersebut. “Mengawali bisnis itu sesuai passion kita, misalkan kesukaan kita terhadap makanan, properti, buku, baju, dan sebagainya. Utamanya memiliki ide terlebih dahulu”, tanggapan Bapak Ajie Wicaksono AT, S. Si. untuk memilih bidang bisnis yang sesuai. Awali bisnis cara sesuai passion, jangan takut gagal dan sabar (bisnis tidak selalu berjalan mulus), open mind (menerima kritik dan saran, agar membuka wawasan baru), melakukan evaluasi dan pembaruan produk, kreatif (research dan manfaatkan sosmed), memenuhi pasar (lihat keadaan untuk mencari peluang). Serta persiapkan diri untuk menghadapi tantangan bisnis dengan niat dan tujuan, mencari peluang pasar, sumber modal awal, kondisi negara atau wilayah, dan pastinya adanya kompetitor (pesaing).
